"Cantik itu percaya diri". Li Na (28) tegas mengatakan itu. Lanjutannya, menjadi perempuan harus merasa cantik.
Kepercayaan
diri Li Na tergambar dari bagaimana ia menghadapi turnamen demi
turnamen di seantero jagat. ”Saya tidak pernah tertekan bermain di mana
pun. Saya sudah biasa main di grand slam, olimpiade, setelah ini akan
main di Asian Games. Ya, seperti pekerjaan kamu, sudah biasa dijalani
sehari-hari jadi terasa biasa,” tutur pemain peringkat ke-11 WTA ini.
Saat
ini Li Na adalah petenis terbaik di Asia berdasarkan peringkat WTA.
Apakah menapak menjadi yang terbaik dunia adalah sebuah mimpi? Tidak,
bagi Li Na. Semua mungkin di dunia yang kasat mata ini. Semua orang
punya kesempatan dan berhak jadi yang terbaik. Menjadi petenis hebat,
kata Li Na, tidak berarti harus di puncak. ”Bagaimana dengan nomor dua?”
katanya.
Bagi Li Na, peringkat itu bukan target utama yang harus
selalu dikejar. Yang penting menikmati permainan tenis di lapangan.
”Setiap pekan kita akan berada di kota berbeda, bisa melihat dan bertemu
orang-orang berbeda di negara yang berbeda pula. Bisa mencoba makanan
yang berbeda setiap pekan. Saya mencintai dunia ini,” ujar petenis yang
pernah dua tahun menjadi atlet bulu tangkis ini.
Semua pemain
memiliki kesempatan untuk menjadi yang terbaik di jagat tenis.
Perjuangan tentu sangat berat. ”Kemungkinan itu selalu ada. Untuk saya
sendiri, yang saya lakukan adalah menaikkan peringkat dari tahun ke
tahun sehingga makin mendekati puncak,” ujar Li Na.
Li Na
bersyukur punya suami yang sangat menyokong kariernya. Jiang Shan tidak
hanya suami dan pelatih, tetapi juga teman buat Li Na. ”Suami selalu
bersama saya ke mana pun saya pergi. Ia melakukan banyak hal untuk saya,
termasuk di lapangan. Ia menyiapkan minuman, anggur, hingga raket. Kami
selalu bersama-sama sehingga kadang-kadang kami juga tidak luput dari
berbagai persoalan,” papar petenis yang mengaku tidak memiliki banyak
waktu untuk berlibur ini.
Li Na sadar, menjadi unggulan pertama
di turnamen ini bukan jaminan menang. Dan, benar, ia dilumat peraih wild
card yang 12 tahun lebih tua dari dirinya, Kimiko Date-Krumm (40).
Seperti yang ia katakan, apa pun bisa terjadi dan menimpa siapa pun di
lapangan.
Meski dengan mimik wajah kecewa, Li Na mengakui
kehebatan Date Krumm. Li Na tetaplah Li Na yang percaya diri. Li Na
tetap cantik, meski malam itu senyumnya sama sekali tidak mengembang.
Penulis : Prima Kelara