Senin, 03 Desember 2012

Jokowi: Jakarta Jangan Kalah dari Singapura, KL, dan Sidney

Jokowi: Jakarta Jangan Kalah dari Singapura, KL, dan Sidney

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, diserbu penggemarnya saat menikmati sajian budaya dari peserta Kirab Budaya Rakyat (Kibar) yang berjalan melewati Balai Kota Jakarta, Minggu (28/10/2012). Acara tersebut digelar untuk pertama kalinya di Jakarta, guna memperingati hari Sumpah Pemuda.

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo berharap Jakarta tidak kalah dengan Singapura, Kuala Lumpur, Sidney dan London. Jokowi ingin Jakarta memiliki karnaval besar yang bisa mengangkat kebudayaan Betawi.

"Tahun depan akan digelar karnaval besar yang mengangkat ondel-ondel sebagai kebudayaan Betawi. Jangan sampai Jakarta kalah dengan Singapore, Kuala Lumpur, Sidney, dan London," kata Jokowi.


Hal itu dikatakannya saat memberi sambutan dalam Silaturahmi Gubernur dengan Pengurus RT, RW, Lembaga Musyawarah Kelurahan (LMK), Dewan Kota Kabupaten dan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) serta Lembaga Kemasyarakatan DKI Tahun 2012 di Istora Senayan Jalan Pintu I Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Minggu (2/12/2012).

Jokowi juga mengatakan keinginannya menjadikan Jakarta sebagai pusat kebudayaan Indonesia dengan tuan rumah Betawi. Gerakan perdananya, kata Jokowi, mewajibkan pegawai di lingkungan Pemprov DKI Jakarta menggunakan pakaian khas Betawi pada 2013 mendatang.

"Ini masih diproses, apakah itu pakaian Abang None, pakaian Sadariah, itu semua masih diproses. Kalau sudah ketemu, baru nanti dipakai tiap Rabu. Intinya, kota Jakarta harus punya karakter, identitas, dan ciri khas," kata Jokowi.

Setelah itu, Jokowi juga akan memaksa Kepala Dinas Tata Ruang, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, dan lainnya untuk menciptakan nuansa khas Betawi pada setiap bangunan yang akan dibangun di DKI Jakarta. Upayanya menciptakan karakter Betawi dalam tiap bangunan itu akan ia mulai tahun depan.

"Setiap bangun kantor, sekolah, pasar, bank, apartemen, pokoknya apapun itu harus memakai karakter Betawi. Akan saya paksa. Meskipun hanya nampak di depannya saja," ujar Jokowi.

Jokowi mengatakan, kebudayaan khas Betawi dalam bangunan itu banyak sekali, seperti rumah Kabayan, rumah pesisiran, rumah Joglo Betawi. Namun keberadaan budaya tersebut sudah beberapa tahun dilupakan.

Selanjutnya adalah seni budaya. Tahun depan, Jokowi merencanakan untuk kembali menggerakkan sanggar-sanggar budaya yang ada di kampung-kampung. Untuk mengembangkan dan melestarikan kebudayaan itu, menurut Jokowi, Pemprov DKI telah memiliki anggaran dan kemampuannya untuk membangun. Satu hal yang dibutuhkan adalah niat.

"Tinggal niat saja untuk mau dan enggak mau. Dalam kesempatan yang baik ini, saya ingin mengajak semua masyarakat bergerak. Karena tidak mungkin Pemda sendiri yang gerak, semuanya harus digerakkan," kata Jokowi.

Pada kesempatan ini, Jokowi juga mengungkapkan rasa senangnya bisa berkumpul dengan 9-10 ribu pengurus RT-RW se-Jakarta. Hadir dalam acara tersebut Sekretaris Daerah, Fadjar Panjaitan dan istri, Ani Fadjar Panjaitan; Deputi Gubernur bidang Pariwisata dan Kebudayaan Sukesti Martono; Asisten Gubernur DKI Bidang Kesejahteraan Masyarakat Mara Oloan Siregar; Asisten Gubernur DKI bidang Pemerintahan Sylviana Murni; Para Kepala Dinas Pemprov DKI; Wali Kota lima wilayah DKI; Bupati Kepulauan Seribu; Pengurus RT, RW, LMK, Dewan Kota Kabupaten dan PKK serta Lembaga Kemasyarakatan se DKI Jakarta.

Silaturahmi tersebut turut dimeriahkan pula dengan Tarian Lampion Oriental, Tarian Melayu, Tarian Jawa bakul jamu, Gambang Keromong China peranakan Betawi, artis Iis Dahlia, Didi Kempot, dan Teamlo.